TravenBand, Ketika Guru Juga Bisa Jadi Anak Band

Guritnoadi.com - Jadi guru itu harus serba bisa. Kadang ya selain pengajar juga harus jadi EO, pelatih lomba, supir, penulis, bahkan negosiator. Saya punya pengalaman dulu saat masih mudah harus menengahi pertengkaran dua pihak yang sedang bersitegang leher. Untungnya lehernya ga sampai kram, kan jadi susah harus juga cosplay jadi dokter. 

Nah selanjutnya, selain juga harus ber-cosplay ria jad macam-macma profesi, guru yang baik juga tidak boleh melupakan hobi, yang walaupun itu tidak ada hubungannya dengan pekerjaan utamanya, juga sebaiknya terus dikembangkan. 

Salah satu hobi yang dimiliki oleh rekan-rekan saya adalah dalam bidang musik. Ini sungguh sangat membahagiakan karena memang tidak semua punya kesenangan di bidang musik tetapi bakatnya lebih baik dipendam saja. 

Menyadari hal tersebut, saya yang memang sering punya pemikiran mind-blowing, akhirnya mendirikan TravenBand. Ini adalah satu-satunya band dimana pendirinya tidak main band. 

TravenBand sendiri singkatan dari Petra Eleven Band karena memang personelnya berasal dari KB-TK-SD Kristen Petra 11 Surabaya.

Awal Pendirian, Banyak Tantangan

personel Traven Band berfoto bersama Bapak Gembala dan pengurus GBI Efrata

Bukan hidup namanya kalau cuma mulus-mulus saja. Niat yang saya pribadi baik, ternyata tidak cukup ketika harus diwujudkan. Ada saja tantangannya. Kayaknya hidup emang jadi satu paket sama tantangan dan masalah.

Tantangan awal adalah memilih personel. Ga mungkin satu band semuanya nyanyi. Lah yang ngedrum siapa? Bisa jadi grup Qasidah dong.

Untungnya guru PJOK kami memiliki skill perkusi di atas rata-rata, jadinya dengan sedikit dorongan, beliau ini bersedia jadi drummer. 

Masalah kedua, sudah ada yang cosplay jadi drummer, drumnya mana? Itu dia masalah pelik selanjutnuya yaitu kurangnya sarana-prasana. Puji Tuhan di tahun ini permintaan kami untuk mengadakan drum disetujui. Akhir 2024, sampailah drum listrik yang bisa dipakai bukan untuk pengembangan TravenBand tetapi juga untuk mewadahi siswa yang punya bakat di bidang gebuk tabung ini. 

Selain itu kami juga merevitalisasi banyak sarana, misal mixer, kabel-kabel, hingga sound. Bass sudah ada, gitar pake milik pribadi si gitaris dan mic juga sudah beli. Sip, tinggal satu lagi: niat.

Formasi Band yang Berubah-Ubah

Latihan dulu

Beneran, niat ini susah banget. Main tinju cuma perlu menaikkan niat satu orang, tapi kalau main bola harus memotivasi 11 orang. Sama dengan band. 

Sebenarnya bukan cuma melulu niat sih, tetapi lebih ke waktu. Maklum tugas utama guru kan memang ngajar. 

Akhirnya demi menyiasati itu semua plus untuk bisa mencakup semakin banyak personel, akhirnya formasi band ini berubah-ubah menurut kondisi dan situasi terbaru. 

  • Penampilan perdana saat pelayanan di GKJW Darmo: Mr Septa (Drum), Mr Whisnu (Gitar), Ms Sifera (Keyboard), Mr Bobby (Bas), Ms Dina (Vocal), Ms Clara (Vocal), Ms Anita (Vocal), Ms Hilda (Vocal).
  • Penampilan kedua saat perayaan Natal bersama cluster pusat di SD Petra 7: Mr Septa (Drum), Mr Whisnu (Gitar), Mr Bobby (Bas), Ms Dina (Vocal), Mr Tri (Vocal)
  • Penampilan ketiga saat pelayanan ibadah Minggu di GBI Efrata: Mr Septa (Drum), Mr Whisnu (Gitar), Mr Bobby (Bas), Mr Tri (Keyboard), Ms Clara (Vocal), Ms Anita (Vocal), Ms Hilda (Vocal), Ms Shinta (Vocal).

Tidak menutup kemungkinan personel band ini akan terus berubah-ubah karena memang kami bersikap dinamis dan luwes kok. 

Misi Kedepan

TravenBand sedang beraksi

Sebagai seorang manajer dan pembina tidak resmi, saya punya banyak harapan besar pada band ini. Selain bisa mengembangkan hobi dan melepas stress paska ngajar, juga bisa melayani Tuhan dan meningkatkan potensi yang ada di sekolah. 

Semoga saja apa yang sudah berhasil dibangun ini bisa terus berkembang dan menjadi berkat bagi lebih banyak orang. Soli Deo Gloria. 

Posting Komentar untuk "TravenBand, Ketika Guru Juga Bisa Jadi Anak Band"