5 Hari Menjelajah Singapura, Pengalaman Mengikuti PSTEP 2024

Artikel ini adalah rangkuman 'petualangan' singkat saya di Singapura selama kurang lebih 5 hari. Perjalanan dimulai pada tanggal 12 hingga 16 Agustus 2024. Selama di Singapura saya berusaha merangkum apa saja hal-hal menarik di negeri Singa tersebut, khususnya yang mungkin bisa menjadi faktor yang membuat negeri mungil itu mampu jadi macan Asia. 

Semua hal yang ada di sini adalah pengalaman, pandangan dan pemikiran saya pribadi dan semata-mata digunakan untuk berbagi kepada khalayak umum. 

Tulisan ini juga menyambung postingan sebelumnya, yaitu artikel dimana saya bercerita tentang terlibat drama membuat paspor. Selamat menikmati. 

Selayang Pandang Singapura 

Changi, Gerbang Menuju Dunia Lain

Sudah sejak lama saya tertarik dan penasaran dengan negara Singapura. Negeri ini terkenal memiliki wilayah yang kecil dan miskin sumber daya alam, tetapi di lain pihak punya kekuatan politik dan ekonomi yang luar biasa dan bahkan kemudian dikenal sebagai salah satu macan Asia. 

Lantas bagaimana negeri yang luasnya jauh lebih kecil dari Indonesia bisa memiliki semuanya itu? Sejak hari pertama saya mendarat di Singapura, ada satu tesis yang bisa saya gunakan untuk menjawab pertanyaan itu: sumber daya manusia yang berkualitas.

berfoto di Marina Sand Bay

Salah satu tempat ikonik yang kami kunjungi adalah Marina Sand Bay. Puji Tuhan saya sempat mengunjungi tempat tersebut dan di atas adalah foto saya di tepi Marina Sand Bay. 

Bagi saya MSB adalah bukti bagaimana Singapura mampu mendesain negara tersebut menjadi tempat-tempat yang memukau.

Di atas adalah foto kami para pendamping PSTEP 2024 (Petra Study Tour and Exchange Program) berfoto bersama di Juanda T2 sebelum terbang menuju ke Singapura. Begitu menginjak di tanah singa, semua itu sudah terlihat. Changi, bandar udara sekaligus gerbang masuk utama Singapura benar-benar seperti sebuah dunia berbeda. 

Selain itu di sini juga dibangun banyak spot untuk bersantai, seperti air terjun indah raksasa, store dengan bervariasi produk, serta food court yang luas. Singapura dengan cerdas membangun bandar udara yang merupakan sarana transportasi terintegrasi dengan

Di sini, toko-toko berjajar rapi dengan produk-produk yang memanjakan mata. Setiap sudut seperti ditata sedemikian rupa untuk menyambut orang-orang luar yang datang ke sini, membuat pengunjung seperti tidak keberatan berlama-lama. 

Layar-layar raksasa menampilkan berbagai animasi yang luar biasa indah, kebanyakan adalah tentang air terjun atau pemandangan gelombang laut, membuat saya tak berhenti berdecak kagum. 

Selain itu di sini juga dibangun banyak spot untuk bersantai, seperti air terjun indah raksasa, store dengan bervariasi produk, serta food court yang luas. Singapura dengan cerdas membangun bandar udara yang merupakan sarana transportasi terintegrasi dengan pusat perbelanjaan, air terjun sebagai tempat hangout yang eksotis serta food court untuk wisata kuliner.

Rapi, Bersih, Aman dan Modern

Kesan saya selama mengikuti kegiatan PSTEP adalah bahwa Singapura merupakan negeri yang sangat rapi, bersih aman dan modern.

Rapi karena di negeri ini semua tertata dengan baik. Jalan-jalannya besar, lebar dan dibangun dengan penuh perhitungan. Bangunan-bangunannya seperti lego yang disusun oleh seorang yang sangat skillful, tidak asal bangun. Tidak ada orang menjajah trotoar untuk dijadikan ladang usaha dengan alasan cari makan, baik itu untuk lahan parkir ilegal, berdagang makanan atau warung kopi.

Bersih padahal bisa dikatakan di sini cukup sulit mencari tempat sampah. Namun rakyatnya memang sudah sadar bahwa menyampah merupakan ciri masyarakat yang belum modern. Meskipun memang ada undang-undang tentang sampah, dalam hal ini denda untuk membuang sampah sembarangan, tetapi rakyatnya memang tidak mau negaranya menjadi kotor.

Aman dan nyaman adalah juga gambaran lain dari Singapura. Dan dua pagi, orang-orang, baik itu wanita maupun pria, dengan santai jalan di trotoar. Di jalan, saya juga tidak pernah melihat ada mobil ngebut, terjadinya serempetan antar kendaraan apalagi begal. Saya, waktu kami ditraktir Mr Tan (Kepala Sekolah KCPSS) ke Swatow untuk makan siang, bertanya pada kepala sekolah Kuo Chuan tersebut, bahwa saya tidak melihat satupun polisi di jalan sejak mendarat di Singapura. Ternyata mereka menggabungkan teknologi, yakni CCTV dengan sistem keamanan yang efektif.

Modern juga seperti adalah sebuah obsesi bagi negeri ini. Selain pembayaran juga menggunakan e-money, mereka benar-benar masyarakat yang modern. Mereka tidak lagi terjebak pada isu-isu ‘masa lalu’ seperti intoleransi, korupsi maupun kriminalitas. Di Singapura, orang-orang sangat disiplin dan menghargai waktu. Mereka juga membangun layanan-layanan publik secara modern, termasuk juga sekolah-sekolah mereka.

Singapura Adalah Seni

Di atas adalah foto saya dan siswa Petra peserta PSTEP 2024 di Marina Sand Bay, ketika kami akan makan malam. Gedung pencakar langit di belakang saya adalah gambaran dari negeri ini. Jadi, Singapura adalah negeri mungil namun penuh dengan gedung tinggi, bahkan untuk kawasan residen. Mereka mengumpulkan masyarakat untuk tinggal di hunian secara vertikal karena memang tanah dan lahan adalah sesuatu yang mahal. 

Memang saya hanya lima hari di negeri ini tetapi sependek pengamatan saya, saya tidak melihat perkebunan ataupun sawah. Namun mereka mampu mencukupi pangan masyarakatnya. 

Karena memang kenampakan alam di Singapura bisa dibilang itu-itu saja, yakni hutan yang penuh dengan beton dan aspal, maka mereka membangun tempat wisata semi-alami secara artifisial namun tetap penuh dengan karya seni. 

Di atas adalah foto saya bersama para anggota PSTEP di Garden By The Bay (kiri) dan Bird Paradise (kanan). Mereka membangun tempat-tempat wisata dengan modern namun nuansa alaminya dibuat kental. 

Di Singapura saya berkesempatan untuk mengunjungi beberapa tempat wisata populer seperti:

  • Changi Airport
  • ArtScience Museum
  • Marina Sand Bay
  • Jewel
  • Bugistan
  • National Museum of Singapore
  • Gardens By The Bay
  • Tamashikaya
  • Bird Paradise

Dari daftar tempat wisata tersebut, National Museum of Singapore dan The Bird Paradise adalah yang paling mengagumkan. 

Ini adalah foto saat di Bird Paradise. Singapura mengumpulkan burung-burung dari seluruh dunia dan membangun sebuah tempat indah layaknya surga. Selain menjadi tempat wisata bagi warganya, juga bisa jadi sumber income. 

Untuk urusan harga, bisa dikatakan di sini cukup mahal. Meski demikian, khusus untuk buah-buahan masih terjangkau. 

Di sini, masyarakat Singapura juga sangat fashionable. Mereka memang berkesempatan untuk mengekspresikan dirinya melalui outfit yang mereka pakai, sesuatu yang cukup sulit terjadi jika dibandingkan dengan di Indonesia. 

Meski merupakan negara modern, di Singapura juga punya banyak sekali tempat ibadah, khususnya Kristen. Gereja, sekolah dan institusi Kristen banyak berdiri di sini. 

Dengan semua hal di atas, pantas Singapura menjadi rumah yang nyaman untuk berbagai bangsa. 

Orang-orang dari negeri-negeri lain datang untuk menikmati dan belajar tentang Singapura. Mereka memang kecil tetapi luar biasa. 

Pendidikan di Singapura

Struktur Pendidikan di Singapura

Tidak seperti di Indonesia, Singapura memiliki memiliki struktur yang berbeda. Secara umum perbedaan itu bisa dilihat dari tabel berikut: 


Semoga saya tidak salah tapi tabel di atas adalah gambaran umum yang saya dapatkan mengenai pendidikan di Singapura. Penjelasan di atas saya dapatkan setelah saya bertanya beberapa guru dan memang karena waktu presentasi yang padat, saya harus melakukan riset sendiri mengingat dibanding Indonesia, struktur pendidikan di Singapura cukup rumit. 

Misal di Junior College, dimana di level SMA ternyata mereka sudah bisa mendapatkan sertifikat diploma. 

Di level Primary, khususnya Primary 1-3, tidak ada PR. Mereka juga tidak ada tes, namun pembelajaran di fokuskan pada pembentukan karakter serta literasi (Bahasa Inggris) dan numerasi (Matematika). Mirip seperti Indonesia saat ini.

Di level Sec atau Secondary, mereka akan belajar selama 4 tahun. Di level ini, siswa juga akan dikelompokan sesuai dengan kemampuan mereka dalam mata pelajaran tertentu, seperti English, Math dan Science. 

Pengelompokkan ini memang adalah sesuatu yang baru dan rasa-rasanya tidak ada nuansa protes dari guru namun sekolah dan guru justru menyambutnya. Pengelompokkan ini dikenal dengan G1/G2/G3.

Jadi penjelasannya adalah seperti ini. Jika dalam assessment, seorang siswa memiliki hasil yang baik dalam Bahasa Inggris, dia akan masuk G2 atau G3. Namun jika dia tidak terlalu ahli dalam Math, dia bisa saja masuk math G1. 

Di Singapura ada PSLE untuk Primary yang mengingatkan kita pada EBTANAS. Nilai NEM atau PSLE siswa itu akan dipakai untuk modal memilih sekolah Secondary. 

Di level Secondary, juga ada test yakni di Sec 4 dimana itu bisa dijadikan modal atau poin untuk memilih JC (Junior College)

Terstruktur dan Terencana – Menghadapi 21st Century Society 

Jadi di Singapura, MOE atau Ministry of Education memiliki visi yang jelas dan terencana. Mereka sudah menetapkan kurikulum yang steady, tidak gonta-ganti. Namun dalam setiap 6 tahun, mereka melakukan perubahan atau penyegaran. Hal ini terlihat dari buku-buku paket di Singapura yang memiliki label pakai selama kurun waktu tahun tertentu. 

Mitra utama MOE untuk penyediaan buku paket adalah Marshal-Cavendish. Perusahaan ini cukup terkenal dalam pengadaan buku-buku berkualitas. 

Pemerintah Singapura memberikan investasi yang sangat besar untuk urusan pendidikan, khususnya dalam membangun sekolah-sekolah. Di Singapura, sekolah-sekolahnya terlihat megah dengan gedung-gedung menjulang dan fasilitas olahraga yang mengagumkan. Di St Andrew, sebuah sekolah lain yang saya lewati di perjalanan bahkan selain memiliki lapangan sepakbola yang besar dan berkualitas juga memiliki kolam renang untuk para siswanya. Dari sini sudah terlihat bagaimana subsidi diberikan, termasuk subsidi itu digunakan dengan baik. 

Kembali ke masalah kurikulum, MOE juga menerbitkan sebuah kerangka kerja yang harus dipatuhi oleh sekolah-sekolah di Singapura. 

Di atas adalah kerangka kerja atau framework yang sudah diterapkan di Singapura dan diterbitkan oleh MOE. Semua pelajaran dan program pembelajaran, termasuk bahkan CCA juga harus tidak boleh lepas dari framework ini. 

Tentang Kuo Chuan Presbyterian Secondary School

Fondasi Utama Pendidikan di Kuo Chuan

Kami 3 hari berinteraksi dengan keluarga besar KCPSS dan rasanya saya ingin mengenal lagi lebih banyak dan mendalam. Meski demikian, secara garis besar saya melihat adaa beberapa fondasi utama yang membuat Kuo Chuan menjadi sekolah yang sangat berkualitas. 

Perlu diketahui bahwa Kuo Chuan memiliki dua unit, yakni Primary dan Secondary. Keduanya bertetangga, mirip dengan komplek Petra Jemursari atau Petra Manyar. Meski demikian, kedua unit sekolah tersebut memiliki principal masing-masing. Untuk Secondary dipimpin oleh Mr Justin Tan, seorang leader yang humble, murah senyum, bijaksana dan berwibawa. 

1. Values and Motto 

Pertama tentang nilai atau values. Kuo Chuan merangkum values mereka dalam GRACE. Adapun penjelasan dari values ini adalah sebagai berikut: 

God-fearing

We believe in the Creator God who watches over us and guides our every action, thought and speech - integrity, humility, love and respect for others - through a reverential relationship with God

"Love the Lord your God with all your heart and with all your soul and with all your mind and with all your strength." - Mark 12:30

Resilience

We believe that in the fast and changing would of tomorrow, having the ability to recover from setbacks and failures and the steady persistence in adhering to a purpose will put KCPians in good stead..

"I pressed on toward the goal to win the prize for which God has called me heavenward in Christ Jesus." - Philippians 3:14

Agape

We believe that at the very heart of biblical teaching, it is God's unconditional love for mankind that surpasses, and embraces all things. God's unconditional love was demonstrated to us through Christ's death on the cross. Roman 5:8 says, "While we were still sinners, Christ died for us." In response, we must always act out of love to fellow men, showing genuine and unselfish concern for others.": And now these three remain faith, hope, and love. But the greatest of these is love." 1 Corinthians 13:13

NB: Agape is a Greek word for unconditional love of God.

Conscientiousness

We want to raise diligent and persevering individuals to achieve success.

"I have fought the good fight, I have finished the race, I have kept the faith." 2 Timothy 4:7

Empathy

We believe that just as God is compassionate, we need to have the capacity to identify with, be sensitive and respond to one another's situation, feelings and motives. "Be kind and compassionate to one another, forgive each other, just as in Christ God forgave you." Ephesians 4:32

Mereka juga punya motto yakni Aflame for truth yang didasarkan pada Kejadian 3:1-12. Motto ini dituliskan di baju seragam dan elemen sekolah lainnya. 

2. Kurikulum dan Pembelajaran

Kuo Chuan sebagai sebuah sekolah semi negeri mengikuti kurikulum dari pemerintah. Mereka mengikuti framework yang sudah diterbitkan oleh MOE, termasuk juga klasifikasi G1/G2/G3 yang sudah dilaksanakan meski masih merupakan barang baru. 


Pada saat kami ke sana, Sec 4 sedang melaksanakan ujian atau exam. Exam dilakukan tertulis dan dalam kurun waktu (mungkin) seminggu. 

Nampaknya pembelajaran di Kuo Chuan berlangsung dari pagi pukul 7 hingga pukul 3.40 waktu Singapura. 

Di Kuo Chuan, guru dan siswa difasilitasi IPAD untuk pembelajaran. Mereka menggunakan IPAD di kelas namun siswa tidak boleh mengakses ponsel mereka saat pembelajaran. 

Kuo Chuan memiliki seragam tetapi tidak dengan guru. Para guru diijinkan memakai baju bebas yang membuat mereka nyaman. Ada guru pria yang memakai bando ataupun beberapa guru wanita yang memakai baju lengan terbuka karena memang suasana di Singapura cukup terik. 

Kuo Chuan sebagai sebuah secondary school hanya ada 8 mata pelajaran, yakni:

  1. English
  2. Science
  3. Math
  4. Mother Tongue 
  5. Craft and Technology
  6. Humanities 
  7. PE
  8. Character and Civics
Satu yang menarik, Kuo Chuan dan sekolah lain di Singapura mengajarkan Mother Tongue Language. Ada 3 mother tongue secara resmi, yakni Mandarin, Tamil dan Malay.

Lalu tentang pelajaran Humanities dibagi menjadi tiga sub pelajaran, yakni social studies, sejarah dan geografi. Sedangkan Science terbaik menjadi fisika, biologi dan kimia. 

Untuk mendukung para guru dan sekolah, MOE sudah menerbitkan platform mirip LMS Moodle.  Nama platform ini adalah SLS atau Students Learning Space


Di atas adalah cuplikan beranda dari situs SLS yang digunakan oleh para pendidik dan siswa di Singapura buatan MOE. 

Kuo Chuan juga punya program CCA atau ELS/Ekstrakurikuler kalau di Petra, namun CCA di Kuo Chuan lebih banyak jenisnya. 

CCA di KCPSS

Di atas adalah daftar CCA yang bisa dipilih oleh siswa KCPSS. Sebagian besar dari CCA tersebut dibina oleh coach profesional, selain juga dari guru internal.

Selain itu di KCPSS juga ada sebuah program bernama CCE yang terlihat seperti gabungan antara PPKN, P5, PAK dan SLO. 

Program CCE

Di atas adalah gambaran dari program CCE yang dilaksanakan di Kuo Chuan. Program ini cukup penting dan dilaksanakan secara intensif. 

3. Fasilitas 

Salah satu hal yang powerful yang dimiliki oleh Kuo Chuan selain guru yang berkualitas dan kurikulum yang modern dari MOE, juga fasilitas. Di Kuo Chuan terdapat: 

  • School Hall.
  • Sport hall indoor.
  • Lapangan outdoor.
  • Lapangan sepakbola.
  • IPAD untuk semua siswa
  • Ruangan meeting yang terintegrasi dengan semacam mini museum.
  • Ruang istirahat guru.
  • Taman dan kebun sekolah.
  • Terima Kasih Kuo Chuan 
Selama tiga hari, saya benar-benar merasakan keramahan dari pihak Kuo Chuan. Di hari pertama, kami disambut dengan luar biasa. Anak-anak KCPians yang menjadi buddies bagi siswa Petra (sekolah tempat saya bekerja) juga dengan baik memberi bantuan dan penjelasan serta menemani mereka masuk kelas-kelas yang ada. 

Bahkan di hari kami datang di bandara, Mrs Esther dan Mr Trevor (guru dan wakil kepala sekolah KCPSS) juga menyambut kami. Tidak hanya itu, di hari Jum’at ketika kami akan terbang, Mr Paul juga datang dan menyempatkan diri mengantar kami di bandara. 

Akhir kata, terima kasih Kuo Chuan, semoga jejaring ini bisa menjadi hal yang baik untuk Petra maupun KCPSS. Soli Deo Gloria

21 komentar untuk "5 Hari Menjelajah Singapura, Pengalaman Mengikuti PSTEP 2024"

Comment Author Avatar
Wah, seru ya, Mas 5 hari bisa study tour di Singapura. Selain itu bisa sekalian jalan-jalan juga. Saya malah belum pernah ke sana.
Tapi kok fotonya dibuat hitam putih, Mas? Padahal kalau berwarna pembaca lebih menikmati fotonya yang juga bercerita.
Comment Author Avatar
Iya Pak, semua foto disini saya pake BW style biar selaras sama style blognya. Makasih sudah mampir.
Comment Author Avatar
Mas, terima kasih sudah menuliskan pengalamannya study tour 5 hari ke Singapura. Seru dan informatif sekali. Saya jadi tahu seputar dunia pendidikan di sana.
Saya sendiri saat kuliah pernah OJT di Singapura selama 1 semester pada 1998. (saya kuliah di Fakultas Pariwisata Univ. Udayana)
Bicara soal kebersihan, saat itu teman saya pernah buang puntung rokok di taman sembarangan, tiba-tiba ada petugas polisi patroli. Sebenarnya kena denda $ 500 Singapura, untung masih diampuni karena tahu mahasiswa Indonesia yang notabene ga ada duitnya :)
Comment Author Avatar
Wkwkwk lumayan kocak ya mbak pengalamannya...
Comment Author Avatar
Singapura adalah Lee Kuan Yew, berkat dia negara miskin SDA ini bisa kaya raya
Saya pernah ngobrol dengan Sulfikar Amir di NTU Singapura tentang pengelolaan sampah dan pengadaan pangan
Singapura gak pernah mengalami gejolak pangan seperti di Indonesia karena mereka cerdik, Mereka mengontrak perusahaan di luar Singapura untuk mengelola pangan. Sehingga selalu ada dan harganya konstan
Comment Author Avatar
Nah bener khan, SDM mereka maju banget sehingga Singapore punya ketahanan pangan yang baik walau ga ada sawah...
Comment Author Avatar
Singapura mau dibilang negara, tapi "cuma" seluas kota Bandung & Padalarang. Tapi emang keren banget sih. Walaupun engga punya sumber daya alam, tapi bisa menciptakan kota...eh...negara yang bersih dan selalu ada yang baru untuk dikunjungi.
Pendidikannya juga udah dipikirkan dari TK hingga perguruan tinggi yah...
Kapan yaaa Indonesia bisa kayak gitu majunya?
Comment Author Avatar
Iya bener, pendidikan disini benar-benar dipikirkan dengan baik kak.
Comment Author Avatar
Negara yang secara geografis kecil tapi dengan banyak hal yang bikin iri. Di negara besar sebelahnya, lebih menarik berpikir tentang jabatan basah daripada tentang pendidikan untuk rakyat.
Comment Author Avatar
Negara di sebelahnya yg gedhe itu, malah ga mikir blas kelihatannya wkwkw
Comment Author Avatar
Baca ini saya jadi kangen dengan Singapore. Puluhan tahun yang lalu saya sempat satu tahun kerja di negeri singa ini. Betah saya di sana karena memang menyukai keteraturan, kedisiplinan, dan sistem manajemen kota yang terbangun dengan baik. Membaca apa yang dijelaskan Mas Adi, saya jadi lebih paham soal penanganan pendidikan di sana. Bagus ya Mas jika kita bisa mengambil sisi baiknya untuk diterapkan di tanah air kita sendiri. Negara kecil tapi tingkat pendidikannya bagus, melek bukunya ok, dengan sistem serta pola yang berkualitas.

Oia saya ada koreksi sedikit. Yang benar adalah Marina Bay Sand (MBS) bukan Marina Sand Bay.
Comment Author Avatar
Oh baru tahu ternyata Mbak Annie pernah tinggal di sini juga, keren. Iya mbak thanksnya, emang yg bener MBS, hehehe....
Comment Author Avatar
Singapura ini memang sesuatu ya, dari sistem pendidikannya yang apik, begitupula wisatanya yang menyenangkan. Semoga pankapan daku bisa traveling ke sana
Comment Author Avatar
Ayo semangat mbak Fenni, pasti bisa. Kalau belum, jalan-jalan dulu di dalam negeri juga bisa kok.
Comment Author Avatar
Kita sama Mas, penasaran kenapa Singapore yg kecil ini bisa menjadi maju dibanding negara kita. Pengalaman yg cukup berarti ya, 5 hari di Singapura. Sangat informatif sekali, cukup menjawab rasa penasaran ini.
Comment Author Avatar
Iya SDM SPore itu memang keren banget, jadinya walau negara mungil tapi overpower banget.
Comment Author Avatar
Keteraturan SG bisa dijadikan contoh yaa..
Tapi seru banget sekolah Petra study tournya ke SG.
Apakah seluruh siswa atau hanya siswa terpilih, mas Adi?
Comment Author Avatar
Bener banget, rapi dan tertib poll Spore itu. Untuk peserta memang terpilih dari sekolah-sekolah Petra, soalnya kalo ga dipilih bisa ga muat nanti pesawatnya. hehehehe
Comment Author Avatar
Ih serunya punya pengalaman trip yang istimewa.. jadi pengen uihihi...
Berkunjung ke national museum singapore pasti berlesan kalo aku mah
Comment Author Avatar
Ya benar National Museum itu guedhe banget dan modern sekali. Koleksinya juga lengkap banget.
Comment Author Avatar
Pendidikan di Singapura lebih maju ya daripada di Indonesia. Malu gak sih kita padahal Indonesia secara budaya lebih kaya. Gak heran kalau mereka lebih maju